Ika Land's

Ika Land's
Right Now

Sabtu, 12 Maret 2011

My Brother’s Girlfriend

Aku bersepeda melewati rute yang sama seperti hari-hari biasanya. Di pertengahan jalan roda sepedaku berhenti di depan sebuah coffee shop. Mengapa aku berhenti disitu? Tidak, aku bukannya ingin membeli coffee tapi aku ingin melihat seorang wanita cantik disana.
Dia adalah barista di toko itu. Namanya Kwon Yuri. Pertama kali aku bertemu dengannya ketika kakakku menyuruhku untuk membelikannya minuman disana. Ketika aku melihat dirinya tersenyum ketika meracik minuman, dari sana lah aku tahu bahwa aku telah jatuh cinta padanya.
Kriiing…
“Yeobseyo?”
“Minho-ah, kau dimana?” sebuah suara cempreng terdengar dari seberang telpon.
“Aku masih di jalan, Noona.”
“Cepat pulang, hari sudah sore.” ujarnya.
“Arasso.” jawabku dan menutup telponnya.
Aah, mungkin sampai disini dulu. Yuri-ah, annyeong.
***
“Kenapa menyuruhku cepat pulang sih?” protesku pada Sooyoung noona.
“Siwon oppa ingin kita berkumpul malam ini, katanya ada tamu yang mau datang.” jawab Sooyoung noona sembari menyiapkan makanan di meja makan.
“Oppa! Bantu aku.” teriak Sulli, si bungsu. Aku membantunya mengaitkan gelang di tangannya. Seperti Sooyoung noona, dia sudah nampak cantik dan rapi.
“Sooyoung! Tolong oppa sebentar!” panggil Siwon hyung dari kamar.
“Kau cepat mandi sana. Ne oppa!”
Huh, sebenarnya siapa sih yang akan datang?
Selesai mandi, ku kenakan kemeja biru mudaku bersama jeans dan sepatu dengan rapi. Kulihat di meja makan juga sudah penuh dengan makanan-makanan lezat walaupun itu semua bukan masakan rumah (mengingat Sooyoung noona dan Sulli tidak bisa masak apapun selain Ramen).
“Noona, siapa sih yang akan datang?” tanyaku sambil mencomot ayam goreng. “Rahasia.” jawabnya datar.
“Ayolah noona! Siapa? Siapa? Siapa?” desakku sambil menunjukkan aegyo-ku, Sooyoung noona sangat membenci hal itu.
“Ah! Kau ini sudah seperti Sulli saja! Pacarnya Siwon oppa!” Sooyoung noona yang mulai terganggu akhirnya menyerah.
“Wah, jadi hyung punya pacar? Tapi bagaimana bisa?” aku kaget mendengarnya.
“Bodoh! Siwon oppa itu bukannya gay! Tentu saja dia bisa dapat pacar.” Sooyoung noona memukul kepalaku dengan sendok.
“Tapi kan noona tahu sendiri Siwon hyung itu orangnya bagaimana. Lagipula siapa gadis malang yang…”
“Semuanya sudah siap Sooyoung-ie?” tanya Siwon hyung yang baru keluar dari kamar. “Kalian sedang apa?”
“Annyeo hyung, aku…aku cuma melihat noona menyiapkan makanan.” jawabku gugup.
“Benarkah itu Minho?” Sooyoung noona menatapku dengan tatapan iseng.
“Choi Minho!” Siwon hyung memanggil namaku dengan suara keras.
“Y…ya hyung?” Aah, apa dia tahu aku sedang mengatainya tadi?
“Jangan memakan makanan yang sudah disiapkan! Itu kan untuk nanti!” ternyata Siwon hyung melihatku sedang memakan ayam goreng yang telah disediakan Sooyoung noona.
“Ne hyung.”
“Sebentar lagi tamunya akan datang, sekitar 10 menit lagi.” katanya sambil melirik ke jam tangannya.
***
“Tamunya sudah datang! Pacar Siwon oppa cantik sekaliiiii!!!” teriak si bungsu Sulli semangat. “Benarkah?” Sooyoung noona juga tak kalah semangat..
“Ehem!” Aku mencoba mengingatkan mereka untuk bersikap ‘normal’ karena saking gembiranya mereka, dress biru yang dipakai Sooyoung noona sampai berantakkan.
“Noona, bajumu belakangnya berantakan.”
“Minho, tolong rapikan!” pinta Sooyoung noona.
“Noona, aku kan laki-laki! Suruh Sulli saja! Apa noona tidak malu?” aku melangkah sedikit kebelakang.
“Aah, kenapa aku harus malu pada adik kecilku sendiri?” godanya. Inilah yang membuatku sering sebal padanya, dia selalu menganggapku ANAK KECIL!
“Biar aku saja onnie.” Sulli menawarkan diri. “Aigoo, uri magnae.”Sooyoung noona tersenyum manis. Kami memang terlalu memanjakan Sulli, terutama Siwon hyung.
“Adik-adik, kenalkan ini pacarku.” Siwon hyung memperkenalkan wanita yang ada disampingnya, wanita itu…
“Annyeonghaseyo, Kwon Yuri-imnida.” sapanya dengan ramah.
DUAR!
Sebuah petir kencang bergemuruh di dalam otakku. Wanita itu, Kwon Yuri, wanita yang selama ini adalah obsesi hidupku dan sekarang… dia adalah calon kakak iparku.
- END -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar